Ads Right Header

Dasar Teori Protein - Protein Coagulatic

Dasar Teori Protein - Protein Coagulatic - Hallo sahabat Situs Pendidikan Masa Kini - Patih Akbar, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Dasar Teori Protein - Protein Coagulatic, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel pelajaran, yang kami tulis ini dapat anda pahami. dengan mudah, selamat membaca.

Judul : Dasar Teori Protein - Protein Coagulatic
link : Dasar Teori Protein - Protein Coagulatic

Baca juga


Dasar Teori Protein - Protein Coagulatic

Protein adalah senyawa organik yang mempunyai berat molekul besar antara ribuan hingga jutaan satuan(g/mol), komponen protein terdiri atas atom karbon, hydrogen, oksigen, nitrogen, dan beberapa ada yang mengandung sulfur dan fosfor. Protein yang tersusun dari hanya asam amino disebut protein sederhana. Protein disebut juga polypeptida karena beberapa asam amino saling berikatan dalam ikatan peptida. Adapun protein yang mengandung bahan selain asam amino, seperti turunan vitamin, lemak, dan karbohidrat, disebut protein kompleks. Secara biokimiawi, 20% dari susunan tubuh orang dewasa terdiri dari protein. Kualitas protein ditentukan oleh jumlah den jenis asam aminonya (Devi, 2010).
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas protein adalah pemanasan. Dengan pemenasan, kandungan protein pada suatu bahan akan mengalami kerusakan atau biasa disebut dengan denaturasi. Denaturasi akan mengakibatkan protein yang dikonsumsi tidak akan bisa diserap dan digunakan oleh tubuh secara optimal.
Kata protein berasal dari kata protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Protein merupakan komponen penting sel hewan atau manusia sehingga fungsi utama protein yaitu sebagai zat pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Protein adalah komponen yang terdiri atas atom karbon, hydrogen, oksigen, nitrogen, dan beberapa ada yang mengandung sulfur dan fosfor. Tersusun dari serangkaian asam amino dengan berat molekul yang relatif sangat besar, yaitu berkisar 8.000 sampai 10.000. Protein yang tersusun dari hanya asam amino disebut protein sederhana. Adapun protein yang mengandung bahan selain asam amino, seperti turunan vitamin, lemak, dan karbohidrat, disebut protein kompleks. Secara biokimiawi, 20% dari susunan tubuh orang dewasa terdiri dari protein. Kualitas protein ditentukan oleh jumlah den jenis asam aminonya (Devi, 2010).
Protein sangat berperan penting dalam proses tubuh. Proses kimia tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Di samping itu, hemoglobin dalam butir-butir darah merah (eritrosit) yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh adalah suatu jenis protein. Demikian juga zat-zat yang berperan untuk melawan bakteri atau yang biasa disebut antigen juga suatu protein. Protein merupakan jenis zat gizi yang diperlukan tubuh untuk menggantikan sel-sel yang rusak dan juga untuk pertumbuhan. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan ataupun tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. Beberapa makanan sumber protein adalah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan.
Protein murni tidak berwarna dan tidak berbau. Jika protein tersebut dipanaskan, warnanya berubah menjadi coklat dan baunya seperti bau bulu atau bau rambut terbakar. Keratin misalnya, yaitu protein yang monomernya banyak mengandung asam amino sistein. Jika keratin dibakar, timbul bau yang tidak enak. Protein alam yang murni juga tidak memiliki rasa, tetapi hasil hidrolisis protein, yaitu proteosa, pepton, dan peptida, mempunyai rasa pahit. Pada umumnya, protein terdapat dalam bentuk amorf dan hanya sedikit sekali yang terdapat dalam bentuk Kristal. Protein nabati umumnya lebih mudah membentuk Kristal dibandingkan dengan protein hewani. Protein hewani seperti hemoglobin mudah membentuk suatu Kristal, sedangkan albumin sukar. Kandungan protein pada setiap bahan berbeda-beda. Beberapa protein enzim, seperti tripsin, pepsin, urease, dan katalase juga dapat membentuk Kristal (Sumardjo, 2008).
Viskositas larutan protein dipengaruhi oleh jenis dan konsentrasi protein. Pada konsentrasi yang sama, larutan protein fibrosa mempunyai viskositas yang lebih tinggi dibandingkan dengan protein globular. Jadi, juga pada konsentrasi yang sama, larutan protein bermolekul besar mempunyai viskositas yang lebih tinggi dibandingkan dengan larutan protein bermolekul kecil. Viskositas protein paling rendah yaitu pada titik isoelektriknya. Kelarutan protein dalam pelbagai pelarut (air, alcohol, dan garam encer) berlainan. Protein yang kaya akan radikal-radikal nonpolar bebas lebih mudah larut dalam campuran alcohol-air dari pada dalam air. Protein yang miskin akan radikal-radikal polar bebas cenderung untuk mengendap dengan penambahan sedikit alcohol atau aseton. Protein tidak larut dalam air, tetapi kaya akan radikal-radikal yang bermuatan, dan mudah larut dalam garam-garam netral. Tinggi rendahnya suhu dapat memengaruhi kelarutan protein dalam larutan garam. Dalam larutan garamfosfat misalnya karboksi hemoglobin kuda pada suhu 0oC mempunyai kelarutan sepuluh kali lebih besar dari pada suhu 25oC. Protein yang terdapat pada biji-biji tanaman lebih mudah larut dalam larutan garam pada suhu tinggi dibandingkan dengan suhu rendah. Namun, kenaikan suhu tidak banyak memengaruhi kelarutan albumin telur dalam larutan garam (Sumardjo, 2008).
Adanya gugus amino dan karboksil bebas pada ujung-ujung rantai molekul protein, menyebabkan protein mempunyai banyak muatan (polielektrolit) dan bersifat amfoter (dapat bereaksi dengan asam maupun dengan basa). Dalam kimia, amfoter merujuk pada zat yang dapat bereaksi sebagai asam atau basa. Perilaku ini dapat terjadi karena memiliki dua gugus asam dan basa sekaligus atau karena zatnya sendiri mempunyai kemampuan seperti itu. Zat amfoter yang klasik adalah asam amino, protein, dan air. Beberapa logam, seperti seng, timah, aluminium, dan berilium, dapat membentuk oksida amfoterik. Gejala ini dapat dimanfaatkan untuk memisahkan kation dalam larutan, misalnya seng dari mangan (Linggih, 2004).
Putih telur atau albumin merupakan cairan yang tidak berwarna, mengandung kurang lebih 78% air. Beberapa karakteristik protein putih telur mentah antara lain bersifat racun baik untuk hewan maupun manusia seperti avidin, flavoprotein dan sebagainya. Oleh karena itu sebaiknya dilakukan pemanasan supaya daya racunnya sirna (S. Emma, 2005). Menurut Paran (2009), putih telur mengandung 86% air di dalamnya. Biasanya putih telur yang lebih dekat dengan kuning telur bersifat lebih kental daripada putih telur yang dekat dengan cangkang/kulit telur. Kandungan nutrisi pada putih telur antara lain: karbohidrat 0,8 g; mineral 0,60 g; kalsium 6,0 mg; fosfor 17,0 mg; Besi 0,2 mg; vitamin A (retinol) 0 mcg; vitamin B1 (tiamin) 0,01 mg; dan vitamin C (asam askorbat) 0 mg.
Protein merupakan persenyawaan kompleks yang dihasilkan dari polimerisasi asam asam amino yang terikat satu sama lain melalui ikatan peptide(-CO-NH-). Protein merupakan senyawa yang sangat penting dalam sistem kehidupan karena protein memainkan peran yang sangat vital dalam semua aktivitas sel-sel tubuh makhluk hidup. Protein dignakan untuk dukungan struktural, penyimpanan, transport substansi lain, pergerakan dan pertahanan melawan substansi asing. Sebagai contoh, fibrosa mempunyai peran yang sangat penting dalam menyangga atau melindungi tubuh, sedangkan protein globuler seperti albumain memiliki peranan dalam aliran darah untuk penahan tekanan osmosis.
Semua protein terdiri dari rantai polipeptida yang memiliki struktur tertentu dalam tiga dimensi. Struktur protein terdiri dari 3 macam yaitu sekunder, tersier, dan kuartener. Pada struktur tersier, terdapat ikatan hidrogen, ikatan disulfida atau ikata ionik. Struktur  pada protein menentukan sifat-sifat protein baik daya larutnya maupun peranannya sebagai enzim suatu reaksi. Jika dari ketiga ikatan itu pecah maka rantai polipeptida akan diubah bentuknya yang mempunyai sifat berbeda. Proses yang terjadi ini disebut dengan dinaturasi dan disebabkan oleh pemanasan, larutan asam atau basa atau dengan molekul polar.
Berdasarkan bentuk molekulnya protein dibagi menjadi dua, yaitu protein fibrosa, adalah protein yang bentuknya memanjang, misalnya kolagen fibrin, miyosin dan keratin; dan  protein globuler, yaitu protein yang rantai polipeptidanya melinhkar sehingga membentuk molekul membulat, misalnya albumin, globulin, protein, enzim dan protein hormon. Berdasarkan elemen penyusunnya, terbagi menjadi dua yaitu protein sederhana adalah protein yang apabila terhidrolisis sempurna menghasilkan alfa asam amino saja; dan protein majemuk  adalah protein ynang mengandung gugus non protein atau prostetik di dalamnya.
Uji kualitatif protein dapat dilakukan berdasarkan uji warna atau melalui ujiendapan. Uji warna meliputi Ninhidrin, Biuret, Reduksi Sulfur, Xantroprotein, dan Millon Nasse. Sedangkan untuk uji pengendapan biasanya menggunakan garam logam.(Elizabeth, 2010).Protein termasuk senyawa yang terpenting dalam organisme hewan. Sesuai dengan peranannya protein berasal dari kata proteos yang yang artinya pertama. “protein”adalah poliamina dan jika dihidrolisis protein menghasilkan asam-asam amino yang hanya 20 asam amino yang lazim kita jumpai dalam protein tumbuhan dan hewan. Namun ke-20 asam amino ini dapat dihubungkan dengan berbagai cara membentuk otot, enzim dan lainnya. Asam asam amino yang terdapat pada protein adalah asam amino karboksilat. Variasi dalam struktur monomer –monomer ini terjadi dalam rantai samping.
Asam amino tidak selalu bersifat seperti senyawa organic. Titik leleh diatas 200 0C, sedangkan kebanyakan senyawa organik dengan bobot molekul sekitar itu berupa cairan pada temperaturekamar, asam amino larut dalam pelarut air dan organic, tetapi tidak larut dalam pelarut nonpolar. Asam amino memiliki momen dipole yang besar, juga mereka bersifat kurang asam dibandingkan sebagian besar asamkarboksilat dan kurang basa dibandingkan sebagian besar
senyawa amina yang lain (Fessenden, 1989).


Beberapa jenis protein sangat peka terhadap perubahan lingkungannya. Suatu protein memiliki arti bagi tubuh jika melakukan aktivitas biokimiawi yang menunjang bagi kebutuhan tubuh. Aktifitas ini mengandung struktur dan konformasi protein yang tepat apabila konformasi protein berubah. Misalnya karena perubahan suhu, pHatau karena reaksi dengan senyawa lain, ion-ion logammaka aktifitas biokimianya akan berkurang. Enzim merupakan salah satu contoh protein yang memiliki aktivitas katalis reaksi didalam tubuh. Ion logam berat yang masuk ke dalam tubuh akan bereasi dengan sebagian enzim ditubuh sehingga menyebabkan koagulasi atau penggumpalan.(Poedjiadi, 1994).
Peptide sederhana mengandung dua, tiga, empat, atau lebih residu asam amino, masing-masing disebut dipeptida, tripeptida, tetrapeptida, dan seterusnya. Peptide didapatkan dari hidrolisis rantai panjang suatu polipeptida (protein). Sebagaimana asam amino, peptide memiliki pH isolistrik (pHI). Reaksi kimia peptide disebabkan karena adanya gugus junh –NH2, R, dan –COOH. Seperti pada asam amino, gugus -NH2 pada peptide dapat direaksikan dengan 2,4 dinitrofenil florobenzene fenilisotianat dan gugus –COOH. Dapat diesterfikasi dengan dan direduksi. Caa reaksi berwarna yang lain untuk pepetida dan protein tetapi tidak untuk asam amino bebas, adalah reaksi biuret. Reaksi ini terjadi antara pepetida atau protein dengan CuSO4 dan alkali, yang menghasilkan senyaw kompleks berwarna ungu (Wirahardikusumah, 2008).



Demikianlah Artikel Tentang Dasar Teori Protein - Protein Coagulatic

Semoga dengan membaca artikel Dasar Teori Protein - Protein Coagulatic ini, bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel kami yang lainnya. Dan jangan lupa di share yaa

Anda sekarang membaca artikel Dasar Teori Protein - Protein Coagulatic dengan alamat link https://patihakbar.blogspot.com/2017/03/dasar-teori-protein-protein-coagulatic.html
Previous article
Next article

Leave Comments

Post a Comment

Kami memiliki kebijakan dalam berkomentar di blog ini :

- Dilarang promosi suatu barang
- Dilarang jika memasang link aktif di komentar
- Dilarang keras promosi iklan yang berbau judi, pornografi dan kekerasan
- Dilarang menulis komentar yang berisi sara atau cemuhan

Kebijakan komentar yang bisa Anda temukan selengkapnya disini

Dukungan :

Jika menyukai dengan artikel blog kami, silahkan subscribe blog ini

Ads Post 4